Demam Berdarah (DBD): 2 Korban Jiwa di Bima

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meningkat pada awal tahun 2025. Hingga Maret, sudah ada dua korban jiwa akibat penyakit ini. Salah satu korban, seorang bocah berusia 7 tahun, meninggal setelah dirawat intensif di rumah sakit setempat. Fenomena ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat tentang bahaya DBD yang semakin meluas.

Penyebab DBD dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini biasanya menyerang dengan gejala demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri pada otot, sendi, dan ruam kulit. Dalam beberapa kasus, DBD dapat menyebabkan pendarahan dan kegagalan organ tubuh. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit ini.

Gejala Umum DBD

Gejala DBD sering kali mirip dengan penyakit flu, tetapi bisa lebih parah. Beberapa gejala utama DBD meliputi:

  • Demam tinggi mendadak
  • Sakit kepala berat
  • Nyeri di belakang mata
  • Munculnya bintik merah di kulit
  • Pendarahan dari hidung atau gusi

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis

Demam Berdarah, Jika gejala-gejala ini muncul, terutama pada anak-anak dan orang dewasa yang rentan, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa. Masyarakat harus waspada dan tidak menunda pemeriksaan medis meskipun gejalanya terasa ringan.

Penyebaran DBD di Kota Bima

Kota Bima, NTB, sedang menghadapi peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan. Tercatat ada 96 kasus DBD pada awal tahun 2025 dengan dua korban jiwa. Kota ini menjadi sorotan setelah meninggalnya seorang bocah berusia 7 tahun akibat DBD, yang memperburuk situasi. Pemerintah setempat dan Dinas Kesehatan Kota Bima telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini.

Penyebab Peningkatan Kasus DBD di Bima

Peningkatan kasus DBD di Kota Bima dipengaruhi oleh beberapa faktor. Musim hujan yang panjang menciptakan banyak genangan air, yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga memperburuk situasi.

Langkah Pemerintah dalam Menanggulangi DBD

Pemerintah Kota Bima, melalui Dinas Kesehatan, telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi wabah DBD. Beberapa langkah yang diambil meliputi:

  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
  • Fogging atau penyemprotan insektisida
  • Sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

Upaya-upaya ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk penyebab DBD dan mencegah penyebarannya lebih lanjut. Masyarakat diminta untuk terlibat aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka.

Tantangan dalam Penanganan DBD

Meski pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah, ada beberapa tantangan yang masih dihadapi dalam penanganan DBD. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Beberapa warga masih mengabaikan langkah-langkah pencegahan, seperti menutup tempat penampungan air atau membersihkan lingkungan dari genangan air.

Kesadaran Masyarakat yang Masih Rendah

Kurangnya kesadaran tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan masih menjadi masalah utama. Banyak warga tidak rutin membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng, botol, atau pot bunga. Ini adalah tempat yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Belum Ada Penetapan KLB DBD di Kota Bima

Meskipun jumlah kasus dan korban jiwa meningkat, Dinas Kesehatan Kota Bima belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk DBD. Penetapan KLB dapat memicu penguatan upaya penanggulangan dan pemberian bantuan lebih besar dari pemerintah pusat. Namun, indikator untuk penetapan KLB belum memenuhi syarat.

Upaya Pencegahan DBD yang Bisa Dilakukan Masyarakat

Pencegahan DBD dapat dilakukan oleh setiap individu dan keluarga melalui langkah-langkah sederhana namun efektif. Berikut beberapa tindakan yang dapat diambil:

Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Pemberantasan sarang nyamuk menjadi langkah paling efektif untuk mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. Masyarakat diimbau untuk secara rutin membersihkan lingkungan sekitar dari tempat-tempat yang dapat menampung air.

Melakukan 3M Plus

Melakukan 3M Plus adalah langkah pencegahan yang mudah dilakukan di rumah, yaitu:

  • Menguras tempat penampungan air
  • Menutup tempat penampungan air yang tidak terpakai
  • Mengubur barang-barang yang dapat menampung air

Selain itu, menaburkan bubuk abate ke tempat-tempat penampungan air yang sulit dibersihkan juga sangat dianjurkan.

Segera Periksakan Diri ke Fasilitas Kesehatan

Jika Anda atau keluarga mengalami gejala DBD, segera periksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius akibat DBD.

Pentingnya Kerjasama Masyarakat dan Pemerintah

Untuk memerangi DBD, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga kesehatan. Pemerintah dapat memberikan fasilitas dan edukasi, sementara masyarakat diharapkan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Hanya dengan kerjasama yang solid, wabah DBD dapat dicegah dan korban jiwa dapat diminimalisir.

Kesimpulan

Kasus demam berdarah di Kota Bima menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan. Langkah-langkah pencegahan, seperti pemberantasan sarang nyamuk, sangat penting untuk mengurangi risiko DBD. Selain itu, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat juga memegang peranan penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Dengan upaya bersama, kita bisa mengurangi jumlah korban jiwa dan mengatasi wabah DBD.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top